Bisnis.com, JAKARTA – Musim panen padi telah usai dan harga beras diperkirakan akan kembali naik.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan panen padi telah berakhir. Petani saat ini sudah memasuki masa panen kedua, yang diperkirakan produksinya belum sebanyak panen utama. Kondisi ini akan mendorong harga jagung ke level yang lebih tinggi.

“Yang harus diingat, panen raya sudah selesai, kami kira kemungkinan besar harga Jagung tidak akan turun drastis lagi,” kata Henry saat dihubungi, Senin (5/3/2024).

Sekitar tiga dolar, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Hudori, mengatakan harga jagung cenderung naik karena surplus produksi lean.

Ia mengatakan, Kerangka Pengambilan Sampel Wilayah (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus produksi beras selama periode Januari hingga Juli 2024 hanya sebesar 0,64 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan surplus periode yang sama tahun lalu. , yang mencapai 3,3 juta. ton

Sementara harga gabah kering panen (GKP) di tingkat pabrik di Karawang pekan lalu, kata Hudori, sudah Rp 6.500 per kilogram dan di Subang, wilayah Jawa Barat Rp 7.000 per kilogram.

Pengurangan surplus beras ini berpotensi mendongkrak harga, baik gandum maupun beras, kata Hudori saat dihubungi.

Di sisi lain, Hudori menilai keputusan pemerintah yang terus melakukan pelonggaran harga jual tinggi (HET) beras sudah tepat. Alasannya, untuk mengembalikan HET beras ke keadaan semula sebagaimana tercantum dalam Perbadanan no. 7/2023 hanya akan berisiko menyebabkan kelangkaan beras di ritel modern.

Sementara itu, Bapanas resmi memperpanjang HET beras premium dan medium mulai Juni 2024. HET beras premium dipatok Rp13.900 – Rp14.800 per kilogram. Sedangkan HET untuk beras medium dipatok Rp11.500 – Rp12.500 per kilogram tergantung wilayahnya.

Namun, pemerintah harus memastikan kenaikan HET beras dibarengi dengan kelancaran distribusi beras Bulog untuk stabilisasi persediaan dan harga pangan (SPHP) di masyarakat. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan masyarakat dengan daya beli terbatas tetap memiliki akses terhadap beras SPHP dengan harga terjangkau.

Oleh karena itu, penting bagi Bulog untuk menjamin ketersediaan SPHP beras, ujarnya.

Merujuk Panel Harga Pangan Bapanas, tren penurunan harga beras terpantau pada masa panen raya April hingga Mei 2024. Rata-rata harga beras prima pada April 2024 sebesar Rp 15.990 per kilogram turun 2,5% secara bulanan. . (mtm). Dengan demikian, harga beras pada Mei 2024 sebesar Rp15.560 per kilogram diperkirakan turun 2,6% (mtm).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel