Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arieh Setiadi mengklaim Rumah Tes Digital Indonesia (IDTH) berpotensi menyumbang pendapatan negara bukan pajak (PNBP) hingga Rp 200 miliar setiap tahunnya.

Menurutnya, laboratorium pengujian alat dan perangkat telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara yang menelan biaya hingga Rp 980 miliar ini berpotensi besar menghasilkan pendapatan bagi negara.

Hal itu disampaikannya usai peresmian Rumah Tes Digital Indonesia (IDTH) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balai Uji Alat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).

“Ini unit yang menguntungkan, pembangunannya hampir Rp 1 triliun, tapi pendapatan dan PNBP cepat, hampir Rp 200 miliar per tahun,” ujarnya kepada wartawan.

Selain itu, ia menjelaskan, laboratorium tersebut dibangun di atas lahan seluas 22.723 meter persegi dan luas bangunan 11.953 meter persegi. Nantinya, pihaknya akan berupaya memastikan alat dan perangkat telekomunikasi memenuhi standar keamanan dan kualitas yang tinggi.

Selain itu, memastikan keselarasan yang diperlukan untuk membangun ekosistem digital yang kuat dan berkelanjutan. Selain itu, kata Budi, IDTH dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih berkelas internasional untuk menguji karakteristik perangkat digital.

Sedangkan karakteristik yang diuji meliputi karakteristik telekomunikasi, frekuensi radio (RF), kompatibilitas elektromagnetik (EMC), keamanan kelistrikan, dan laju serapan spesifik (SAR).

“Pada tahun 2023, akan ada 644 fitur yang diuji di fasilitas ini. Seiring dengan penambahan peralatan dan pengembangan teknologi yang kami lakukan, kapasitas pengujian pada tahun ini diperkirakan meningkat menjadi sekitar 1.600 fitur. IDTH memperkirakan dapat memberikan layanan pengujian hingga 5.000 fungsi setiap tahunnya pada tahun 2025-26,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa laboratorium pengujian berfungsi untuk menjamin keselamatan dan keamanan pengguna perangkat, melakukan standarisasi produk perangkat untuk ekspor dan impor, serta memastikan interoperabilitas dan anti interferensi antar perangkat.

Perangkat yang diuji meliputi laptop, ponsel, Bluetooth, titik akses, TV digital, walkie-talkie genggam, dan radar. Harapannya, laboratorium ini dapat memungkinkan para praktisi, ahli, dan peneliti berkolaborasi untuk menghasilkan berbagai inovasi teknologi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel