Bisnis.com JAKARTA — PT Honda Prospekt Motor atau HPM memperkirakan pengetatan penyaluran kredit mobil menjadi salah satu penyebab melambatnya penjualan mobil pada Mei 2024.
Honda menjual 7.294 kendaraan secara grosir pada Mei 2024, turun 35,96% dari 11.391 unit pada Mei 2023, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, atau Gaikind.
Kemudian, pada Mei 2024, penjualan ritel Honda sebanyak 7.805 unit, turun 31,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 11.391 unit.
Penjualan dan Pemasaran Motor Honda Prospect dan Purna Jual, Jusak Bili mengatakan, penjualan domestik masih lesu akibat kredit/pembiayaan bermasalah (NPL/NPF) dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 6,25%.
“Lembaga keuangan lebih berhati-hati dalam memberikan persetujuan sewa karena penjualan secara nasional lambat akibat tingginya NPL/NPF,” ujarnya kepada Bisnis. Dikatakan Senin (6/10/2024).
Sementara itu, Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total rasio NPL pada Januari 2024 tercatat sebesar 2,35%, meningkat 16 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,19. %
Sementara itu, kredit macet bersih naik 8 basis poin dari 0,71% pada Desember 2023 menjadi 0,79% pada Januari 2024.
Ia juga mengatakan bahwa pasar masih lesu karena kondisi politik dan ekonomi global. Namun, dia enggan membeberkan lebih lanjut mengenai kondisi global yang mempengaruhi pasar dalam negeri.
Menghadapi pasar yang lemah, Honda berusaha menawarkan berbagai program penjualan menarik untuk memudahkan konsumen memiliki produk merek Jepang tersebut.
Honda juga berharap bisa berpameran di Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS pada 18-28 mendatang. Juli 2024
“Pada kuartal II-2024, kami berharap pasar mobil kembali bergairah, hal ini didukung dengan adanya pameran GIIAS pada Juli mendatang,” ujarnya.
Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya di saluran VA.