Bisnis.com, Jakarta – PT
Target pendapatan perseroan akan ditopang oleh sektor komersial sebesar Rp83,57 miliar, sektor jasa konstruksi sebesar Rp18,54 miliar, dan sektor industri sebesar Rp16,5 miliar, ujar Mohammad Bahadawi, President SOLA Management.
“Tahun ini kami menargetkan peningkatan pendapatan perusahaan menjadi 118 miliar euro dan kemudian akan tumbuh dua digit, sekitar 20% – 25% dari tahun 2025 hingga 2028,” kata Mohammed Bahadawi.
Bahadai juga menargetkan laba bersih sebesar €20 miliar pada tahun 2024, 25% lebih tinggi dari laba aktual sebesar €5,96 miliar pada tahun 2023. “Kami juga memperkirakan pertumbuhan dua digit sekitar 20-25% pada tahun 2025 hingga 2028,” jelas Bhadavi di Indiatal Public Expo.
Ia memperkirakan prospek industri aspal tahun ini cukup positif didukung oleh peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang membutuhkan aspal sebagai bahan konstruksinya. Selain itu, katalis positif juga datang dari meningkatnya permintaan terhadap produk turunan aspal seperti aspal penetrasi, aspal performance grade, aspal pengemulsi, dan aspal campuran dingin.
SOLA juga menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 42% pada tahun 2024, dengan proyek yang sedang berjalan seperti pengadaan aspal termodifikasi polimer untuk perusahaan pertambangan di Kalimantan Timur, pembersihan gas tahap kedua di Jawa Timur, serta pengadaan jalan raya nasional. aspal polimer. Konservasi di Sumatera Selatan dan Jambi.
Bahadawi menegaskan, perseroan berkomitmen untuk memperluas bisnisnya di bidang jasa konstruksi energi baru dan terbarukan (EBT) sesuai dengan tren peningkatan permintaan energi ramah lingkungan. Baru-baru ini SOLA melalui anak usahanya, PT Bumiraya Energi Hijau (BEH) telah menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
PLTS berkapasitas 495 KWp dan baterai 2.000 kWh dimiliki oleh perusahaan tambang nikel di Pulau Gag yakni PT Gag Nickel yang merupakan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). PLN (Persero) dan beberapa proyek PLTS Independent Power Producer (IPP) tanpa rencana investasi untuk pelanggan komersial/industri dan residensial.
Sedangkan menurut Sekretaris Perusahaan SOLA Danda Octavia, pada 22 Mei 2024, perseroan mendapat kontrak baru senilai Rp 27,25 miliar dari Kerja Sama Operasional (KSO) Telogo Argo. SOLA memenangkan kontrak tersebut melalui anak perusahaannya PT Application Bitumen Indonesia. “Untuk pekerjaan proyek proteksi jalan di Koundingan-Mantau provinsi Kalimantan Selatan.
Joycelyn Maneth.
————–
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel