Bisnis.com, JAKARTA – Kontroversi Program Tabungan Perumahan Negara (Tapera) kian pelik setelah muncul kabar pemerintah berencana menunda pelaksanaan program yang akan dimulai pada 2027 tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Khadimulyon menjelaskan, banyak masukan yang masuk terkait tertundanya pelaksanaan program “Tapera”.
Bahkan, Basuki juga pernah diperiksa pada Kamis (6/6/2024) saat rapat kerja dengan komisi (raker) V DPR RI soal penolakan program Tapera.
“Saya akan ikuti aturan seperti DPR [permintaan mundur] dan informasikan ke Presiden [Jokowi],” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (6/7/2024).
Basuki menjelaskan, penerapan Tapera dilakukan berdasarkan UU 4 UU 206 tentang Deposit Perumahan Rakyat.
Oleh karena itu, terserah kepada anggota DPR untuk mengubah peraturan tersebut, kata Basuki. Disinggung lebih lanjut mengenai sikap pemerintah apakah benar menunda pelaksanaan Tapera setelah banyak yang menolaknya, Basuki enggan menjawab.
“Kalau ditanya sikap pemerintah, saya tidak bisa menjawab, karena pemerintahannya banyak, ini hukum inisiatif Republik Korea, selain keputusan menteri Republik Korea, saya bisa menjawab. Maaf, saya tidak punya hak menjawab,” tegasnya.
Basuki mengaku menyayangkan kemarahannya atas rencana pemerintah menerapkan Program Tabungan Perumahan (Tapera).
Basuki mengatakan, pihaknya tidak akan terburu-buru melaksanakan program Tapera jika dirasa belum siap.
“Saya sungguh sedih atas kemarahan [masyarakat] terhadap program Tapera,” jelasnya saat rapat pada 6 Juni 2024 di Kompleks DPR RI.
Basuki juga menampik tudingan pemerintah pasif dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat. Sebab, pemerintah menilai sangat rasional untuk mensubsidi selisih suku bunga melalui program pembiayaan likuiditas perumahan.
Basuki menjelaskan, total APBN yang dikucurkan sejak FLPP diterbitkan pada 2010 mencapai Rp 105 triliun.
“Jadi yang kita lakukan dengan subsidi bunga FLPP adalah Rp 105 triliun,” imbuhnya.
Terkait hal tersebut, Basuki menyebut telah berdiskusi dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Shri Mulyani Indrawati terkait penundaan penerapan Tapera.
Apalagi kalau misalnya Presiden RRT [meminta penundaan Tapera], saya kira saya sudah menghubungi Menteri [Shri Mulyani], dan kami akan ikut serta,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA