Bisnis.com, JAKARTA – Program wajib biodiesel B40, yakni campuran solar dengan 40 persen minyak sawit yang berasal dari kelapa sawit, disebut berpotensi menghemat devisa hingga US$15 miliar atau lebih Rp 243,8 triliun.
Direktur Eksekutif Lembaga Kebijakan Strategi Bisnis Pertanian Kelapa Sawit (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan, menaikkan level mandatori biodiesel akan menurunkan tingkat impor solar. Menurutnya, Indonesia akan menghemat hingga sepuluh miliar dolar jika kewajiban biodiesel B40 diterapkan.
“Tahun lalu kita menghemat 11 miliar dolar AS, kalau kita tingkatkan ke B40 kita bisa menghemat 13-15 miliar dolar AS, tergantung harga solar internasional,” kata Tungkot usai menghadiri debat publik di kawasan Tendean. , Kamis. (6/6/2024) .
Meski akan mendatangkan penghematan asing, Tungkot menegaskan penerapan program Biodiesel B40 harus dilanjutkan dengan kecepatan yang tepat. Meski secara teknis dan politis rencana B40 dinilai tidak menjadi masalah.
“Kita tinggal mempertimbangkan waktunya saja, misalnya kalau tidak perlu menaikkan harga internasional tidak perlu memaksakan,” jelasnya.
Di sisi lain, kehadiran biodiesel B40 diyakini juga akan menjadi game changer bagi penggunaan biofuel di pasar internasional. Indonesia dinilai berpeluang memantik minat pasar global melalui B40 atau bahkan B50 yang berbasis minyak sawit.
“Pasar internasional harus kita gerakkan dengan B40. Ini alat kita selain menggantikan produk impor,” ujarnya.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com, Jumat (3/5/2024), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan program biodiesel B40 bisa dilaksanakan pada tahun 2025. Pemerintah juga memperkirakan tingkat minimum cadangan bahan bakar di minyak sawit mentah. Mendukung program Biodiesel B40 berjarak sekitar 17.000 juta kilometer. Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi kebutuhan solar pada tahun 2024 sebesar 38,04 juta kiloliter.
Sementara itu, dengan asumsi rata-rata pertumbuhan PDB sebesar 5%, pasokan B40 membutuhkan stok CPO dalam negeri sebesar 17,57 juta kilogram atau sekitar 15,29 juta ton CPO.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel