Bisnis.com, JAKARTA – Hari Kanker Otak Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Juni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kronis ini.

Menurut Clevelandclinic.com dan drsheetusingh.com, tumor otak terjadi karena pertumbuhan jaringan atau sel abnormal di dalam atau sekitar otak.

Tumor otak selalu menjadi masalah mendesak bagi para profesional medis. Saat ini, 3.000 kasus dilaporkan di seluruh dunia setiap tahunnya.

Oleh karena itu, merayakan Hari Tumor Otak Sedunia merupakan langkah yang tepat untuk mengingatkan dan mengedukasi masyarakat global tentang gejala, penyebab, dan akibat dari penyakit ini. Sejarah Hari Kanker Otak Sedunia 

Hari Tumor Otak Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2000 oleh Deutsche Hirntumorhilfe. Masyarakat Tumor Otak Jerman (Deutsche Hirntumorhilfe) didirikan pada tahun 1998, dengan 500 anggota terdaftar di 14 negara.

Peringatan ini dimulai pada tahun 1895 ketika ahli saraf Fyodor Krause mampu mengidentifikasi dan mendiagnosis tumor otak menggunakan sinar-X. Akhirnya, pada tahun 1954, metode non-invasif pertama untuk mendeteksi tumor otak menggunakan pemindai nuklir diperkenalkan.

Belakangan, Sir Godfrey N. Hounsfield mengembangkan alat yang lebih canggih untuk membantu mendeteksi tumor otak, yaitu CT. Pada tahun 1975, alat ini diperkenalkan dan digunakan di seluruh dunia.

Namun, para profesional medis tidak terbatas pada memperkenalkan inovasi terbaru. Pada tahun 1971 – 1973, Raymond W. Damadian dan Paul C. Lauterbur menemukan dan menguji MR untuk membedakan jaringan normal dan jaringan tumor.

Gejala tumor otak

Gejala tumor otak dapat berbeda-beda pada setiap orang tergantung pada lokasi, ukuran, dan kecepatan pertumbuhannya. Namun secara umum penderita mengalami gejala sebagai berikut:

– Sakit kepala yang memburuk pada pagi atau malam hari.

– Kejang 

– Kesulitan berpikir, berbicara atau memahami bahasa

– Perubahan kepribadian

– Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh

– Ketagihan 

– Masalah penglihatan 

– Masalah pendengaran 

– Mati rasa atau gatal pada wajah

– Mual atau muntah

– Kebingungan dan disorientasi

– Kehilangan keseimbangan

1. Genetika

Para peneliti telah menemukan bahwa tumor otak terjadi ketika gen tertentu dalam kromosom sel rusak dan tidak berfungsi. Misalnya saja perubahan DNA pada neurofibromatosis 1 dan 2, sindrom Lynch, tuberous sclerosis, dan sindrom Lee-Fraumeni. Beberapa perubahan DNA ini meningkatkan risiko tumor otak yang disebabkan oleh faktor keturunan.

2. Pengaruh radiasi

Orang yang sering terpapar radiasi pengion memiliki risiko lebih tinggi terkena tumor otak. Radiasi pengion adalah terapi radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker. Kondisi ini terjadi akibat adanya perubahan DNA pada sel tubuh yang menyebabkan tumbuhnya tumor.

3. Usia

Risiko tumor otak menyerang lansia tergolong tinggi. Sebagian besar penyakit ini menyerang orang lanjut usia antara usia 85 dan 89 tahun. Namun, beberapa tumor otak juga terjadi pada anak-anak. Pencegahan tumor otak

1. Hindari paparan radiasi

2. Menjaga pola hidup sehat

3. Hindari merokok

4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala

5. Hindari konsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet dan pemanis buatan

(Nur Afiya Akhara Olya)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA