Bisnis.com, JAKARTA – Produsen asing mencatatkan penjualan atau penjualan bersih sebesar Rp 6,17 triliun secara year-to-date. Lantas kapan aksi jual ini akan melambat?

Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Deputi Direktur Riset dan Investasi Nico Demus mengatakan sejauh ini investor asing masih terus meninggalkan pasar utama Indonesia karena tingginya tingkat konflik saat ini. Ketegangan tersebut terutama datang dari sisi inflasi dan potensi penurunan suku bunga The Fed yang masih terus terjadi. 

“Selain itu, melihat risalah kemarin menunjukkan masih ada ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya,” kata Nico kepada Bisnis, seperti dilansir Minggu (6/2/2024). 

Lanjutnya, hal ini menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar dan investor bahwa suku bunga akan semakin tinggi dibandingkan sebelumnya. 

Selain itu, kata dia, konflik geopolitik selalu mencuri perhatian karena tekanan apapun akan menimbulkan tekanan pada pasar. 

Nico melanjutkan, investor asing akan terus keluar jika kondisi dan kondisi terkait inflasi dan suku bunga tidak berubah. 

“Selama tidak ada perubahan, arus keluar uang masih berpeluang terjadi dan perlu ada alasan untuk mengembalikannya,” ujarnya.

Dalam hal sektor ekuitas yang perlu diperhatikan ketika investor asing hengkang, Nico melihat sektor perbankan menjadi pusat perhatian seiring dengan banyaknya investor asing yang hengkang. Menurutnya, sektor perbankan masih sangat menarik karena potensi nilai masa depannya masih tinggi. 

Oleh karena itu, penurunan suku bunga perbankan akan membuat valuasinya semakin positif, kata Nico.

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA