Bisnis.com, Jakarta – China mengambil langkah untuk meniru sistem Starlink milik Elon Musk. Pemerintahan Xi Jinping ingin menyediakan akses Internet dari lokasi terpencil melalui jaringan satelit kecil. 

Keberadaan satelit kecil milik Tiongkok menunjukkan bahwa Tiongkok ingin turut serta mengendalikan orbit rendah Bumi, sehingga dapat memantau aktivitas manusia di Bumi dengan lebih baik. 

Shanghai Gesi Aerospace Technology, yang dikenal sebagai Genesat, mengumumkan desain satelit panel datar pada akhir tahun 2023. 

Satelit Genesat yang berukuran sebesar sepeda motor menjadi pusat upaya China membangun konstelasi satelitnya sendiri, lapor Washington Times, Jumat (07/6/2024).

Cao Jin, manajer umum Genesat, membuat kemajuan pesat dalam produksi. Dia mengatakan akan memakan waktu dua hingga tiga bulan untuk merancang dan mengkonfigurasi satelit tersebut.

“Sekarang pabriknya bisa memproduksi satu satelit setiap satu setengah hari dan menghasilkan 300 satelit dalam setahun,” ujarnya.

Elon Musk telah meluncurkan lebih dari 6,500 satelit Starlink hingga saat ini, dengan rencana menambah 36,000 lainnya, menurut data dari Jonathan McDowell. 

Genesat telah meluncurkan kurang dari 200 satelit. Rencana ambisius ini menyoroti niat Tiongkok untuk mengeksplorasi domain Internet satelit.

Ketertarikan Tiongkok dalam mengembangkan jaringan satelit berasal dari kekhawatiran mengenai kontrol informasi terhadap rakyatnya.

Kemampuan Starlink untuk menyediakan akses Internet tanpa sensor mengancam sensor ketat Tiongkok, yang sering disebut oleh para analis sebagai “Tembok Api Besar”. 

Koneksi Starlink berpotensi memungkinkan masyarakat Tiongkok untuk melewati kendali pemerintah, yang selama ini menjadi tantangan bagi polisi negara dalam menggunakan Internet.

Sebagai tanggapan, Tiongkok menyatakan internet satelit sebagai prioritas nasional pada tahun 2020, menciptakan perusahaan Guawang yang berencana meluncurkan 13.000 satelit. 

Gwawang beroperasi di bawah China Satellite Network Group (China Satnet), yang diatur oleh Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset milik Negara. Selain itu, konstelasi lain yang disebut G60 Starlink bertujuan untuk menyebarkan 12.000 satelit, dengan 648 sudah berada di orbit.

Shanghai Landspace Hongqing Technology juga mengumumkan niatnya untuk menyebarkan 10.000 satelit Honghu-3. 

Ekspansi agresif ini menimbulkan potensi bahaya, termasuk terciptanya puing-puing ruang angkasa dalam jumlah besar. Namun, penyebaran satelit kecil juga menyebabkan upaya militer untuk menargetkan sasaran tersebut, yang dapat memberikan keuntungan strategis dalam perang antariksa.

Militer AS juga memanfaatkan teknologi satelit, menggunakan Starlink versi militer yang disebut “StarShield”. Sistem ini menggunakan enkripsi berkekuatan tinggi dan berfungsi sebagai jaringan komunikasi cadangan jika sistem utama disusupi saat terjadi konflik. (Muhammad Diwa Farrell Ramadhan)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel