Bisnis.com, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menemukan susu formula bayi berbahan susu kambing diduga terkontaminasi Cronobacter. Akibatnya, susu tersebut mendapat peringatan keras dari FDA dan diminta menariknya dari pasaran.

Jadi apa itu Cronobacter dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan bayi sehingga FDA meminta untuk menarik produk tersebut dari peredaran susu formula bayi?

Seperti dilansir Centers for Disease Prevention and Control (CDC) Amerika Serikat, Cronobacter merupakan bakteri yang umumnya hidup pada makanan padat seperti susu formula bayi, teh herbal, dan makanan berbahan dasar pati.

Infeksi Cronobacter jarang terjadi di masyarakat, namun jika menginfeksi manusia akan menimbulkan akibat yang serius.

Infeksi ini dapat menyerang orang dewasa dengan gejala ringan, sedangkan sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 2 bulan dengan gejala berat. Gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh Cronobacter antara lain : 1. Meningitis

Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang menyebabkan pembengkakan. Meningitis merupakan penyakit langka, namun bisa berakibat fatal. 2. Sepsis

Sepsis merupakan reaksi berlebihan sistem imun tubuh dalam menyerang bakteri atau virus yang mungkin dapat menginfeksi tubuh. Akibatnya, ada risiko kerusakan pada bagian tubuh. Gejala sepsis yang umum adalah demam tinggi, pusing, ruam kulit, atau kesulitan bernapas. Selain itu, gejala yang paling serius adalah kegagalan organ bahkan kematian. 3. Kabut otak

Karena sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan infeksi, kondisi tersebut menyebabkan penumpukan cairan serebrospinal di otak sehingga menyebabkan otak tertekan dan mengalami peradangan parah. Infeksi bisa menyebar ke tempat lain seperti hidung, mulut atau telinga. Penderita tumor otak akan mengalami mual, sakit kepala, kejang, metabolisme tubuh melambat hingga kematian.

Infark serebral adalah suatu kondisi dimana aliran darah ke jaringan otak terhambat akibat penyempitan pembuluh darah koroner. Orang yang menderita infeksi otak berisiko terkena stroke, kelumpuhan, mati rasa pada lengan atau kaki, bahkan masalah kognitif. 5. Hidrosefalus

Tak jauh berbeda dengan infark serebral, hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal yang meningkatkan tekanan di suatu bagian otak. Hidrosefalus ditandai dengan pusing, benjolan lunak di kepala, gangguan penglihatan, gangguan kognitif, dan kehilangan keseimbangan.

Seperti yang dilaporkan CDC, kami melaporkan 2 hingga 4 infeksi pada anak-anak setiap tahunnya. Bahkan di negara bagian Minnesota dan Michigan, pelaporan setiap kasus infeksi Cronobacter adalah wajib. Antara Januari 2002 dan Juli 2022, CDC menerima 76 laporan penyakit Cronobacter kronis pada anak-anak. Secara global, 20%-40% anak mengalami meningitis akibat infeksi bakteri ini. (Muhammad Sultan Bezoor Kandiyaro)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel