Bisnis.com, JAKARTA – Operator seluler lokal mewaspadai ancaman layanan internet berbasis Starlink yang bisa terkoneksi langsung ke smartphone atau menelepon langsung dari ponsel. 

Elon Musk dikabarkan akan rilis langsung dari Cell Services pada musim gugur atau September tahun ini. Dengan kecanggihan teknologi ini, pengguna dapat mengakses ponsel secara langsung dengan mengirimkan pesan teks ke ponsel.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengaku pihaknya akan terus menelusuri dan menguji langsung Starlink milik Elon Musk di layanan telepon saat masuk ke Indonesia.

Starlink langsung di Indonesia belum ada stoknya. Izinnya sudah ada. Ke depan kita tunggu, kita ikuti, kita pendalami terus, kata Budi saat ditemui Bisnis di Jakarta, Senin ( 3/6/2024).

Dalam kesempatan lain, Presiden Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan, pemasangan teknologi Elon Musk dalam format langsung dan telepon di Indonesia bergantung pada keputusan pemerintah.

“Jika menyangkut sel itu sendiri, kita benar-benar bisa kehabisan air. “Sekarang yang dipinggirkan pun bisa takut,” kata Arif dalam pertemuan belum lama ini.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) menilai Starlink yang langsung ke seluler dapat mengancam pemain operator seluler karena layanan tersebut dapat terhubung langsung ke Internet tanpa GSM.

“Karena kita tahu, mungkin langsung dari Starlink, bisnis perlengkapannya langsung ke ponsel, mungkin tahun depan. Sekretaris Jenderal ASSI (Sekjen) Sigit Jatiputro dalam rapat Komisi Pengawasan Daya Saing (KPPU) di Jakarta mengatakan, “Itu akan menjadi ancaman bagi operator GSM meski bermain di pedesaan dan perkotaan. Tapi ini tahap kedua. .” Rabu (29/5/2024) .

Terpisah, Ketua Komunitas Pemberdayaan Digital Indonesia (Idiec) Tesar Sandikapura mengatakan, layanan Starlink langsung ke seluler akan berbahaya jika masuk ke Indonesia. Karena akan bersaing dengan operator GSM.

Namun akses langsung Starlink ke Indonesia tidak hanya menyebabkan jatuhnya industri telekomunikasi lokal. Hal ini mengingat besarnya jumlah pengguna ponsel di Indonesia.

“Indonesia sangat besar. Artinya menjadi pilihan, menjadi kompetisi, kata Tesar saat dihubungi Bisnis, Selasa (4/6/2024).

Berdasarkan data perangkat lunak pelacakan seluler International Data Corporation (IDC) pada kuartal tersebut, pasar ponsel pintar Indonesia tumbuh 27,4% year-on-year (yoy) dan 11,5% quarter-on-quarter. QoQ menjadi 10 juta unit pada kuartal I 1/2024.

Jika Starlink punya akses langsung ke sel di Indonesia, Tesar menanyakan teknologi apa yang akan dipasarkan. “Apakah Starlink akan menjadi operator seluler atau tetap di operator mana pun sekarang,” imbuhnya.

Hal yang sama bergantung pada frekuensi yang akan digunakan Starlink dengan layanan ini. Selain itu, persaingan bisnis yang akan dimanfaatkan Starlink adalah dalam bentuk harga. “Jangan sampai dia murahan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Tesar berbicara tentang efisiensi pengguna di Indonesia. Terkait layanan seluler yang beroperasi di Indonesia, ia bertanya apakah Starlink akan menjadi operator baru atau solusi lain.

Mengingat saat ini ada empat operator seluler yang mengambil alih, antara lain PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Oleh karena itu, Tesar meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika serta operator telepon seluler membicarakan hal tersebut. “Yang terpenting, [Kemenkominfo] perlu berbicara dengan pengguna. “Kalau menurut pendapat saya, boleh saja saya izin,” jelasnya.

Heru Sutadi, CEO Institut ICT Indonesia, menilai akses langsung Starlink terhadap sel yang masuk ke Indonesia hanya tinggal menunggu waktu sebelum dijual.

Menurut Heru Starlink, hal tersebut tidak hanya dipandang sebagai cara baru untuk memasuki pasar layanan satelit di Indonesia, tetapi Starlink juga akan menyediakan internet berkecepatan tinggi di wilayah non-3T.

“Regulator harus cermat dan detail dalam melihat dampak Starlink dan bagaimana layanannya diarahkan,” kata Heru kepada Bisnis.

Heru berpendapat, pemerintah harus mengkaji ulang praktik terbaik di negara lain terkait regulasi layanan seluler secara langsung. Pasalnya, peraturan pemerintah untuk Starlink ke Indonesia dinilai lebih lunak dibandingkan negara lain.

“Tapi sepertinya kita tidak akan pernah melakukannya karena Elon Musk akan menginvestasikan banyak uang di bidang mobil listrik di Indonesia, jadi apa yang ingin dijual Starlink pasti disetujui,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel