Bisnis.com, Jakarta – Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pendanaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengumumkan penjualan Sukuk Tabungan Seri ST012 dari kedua seri tersebut mencapai Rp 19,65 triliun. Total ada 76.371 investor yang membeli ST012, dipimpin oleh generasi milenial.

Dwi Irianti Hadiningya, Direktur Pembiayaan Syariah DPPPR Kementerian Keuangan, mengatakan penjualan ST012 sangat baik. Minat masyarakat terhadap ST012 masih sangat tinggi, tercermin dari nominal pemesanan dan jumlah investor ST012 yang sejauh ini sesuai ekspektasi pemerintah.

“Untuk memenuhi tingginya animo masyarakat terhadap ST012, pemerintah telah beberapa kali menambah kuota penjualan ST012 selama masa tender,” kata Dwi di Bisnis, Selasa (4/6/2024).

Seperti diketahui, pemerintah menerbitkan ST012 dalam dua seri, yakni ST012-T2 (tenor 2 tahun) dengan kupon 6,40% dan Green Sukuk Ritel ST012-T4 (tenor 4 tahun) dengan kupon tertinggi 6,55% per tahun. Periode tender ST012 adalah 26 April hingga 29 Mei 2024.

Dengan demikian, total penjualan ST012 sebesar Rp19,65 triliun, rincian ST012-T2 sebesar Rp14,57 triliun, dan ST012-T4 sebesar Rp5,08 triliun.

Rata-rata pesanan per investor di ST012 sebesar Rp242,16 juta untuk ST012-T2 dan Rp231,92 juta untuk ST012-T4, tulis DPPPR Kementerian Keuangan dalam laman resminya.

Dilihat dari generasi investor, investor milenial mendominasi penjualan ST012 sebanyak 45.412 investor, ST012-T2 sebanyak 32.526 investor (54,06%) dan ST012-T4 sebanyak 12.886 investor (58,87%).

Berdasarkan wilayah pemesanan, ST012 didominasi oleh Indonesia Barat kecuali DKI Jakarta dengan jumlah investor sebanyak 36.996 investor dan volume ST012-T2 sebesar Rp7,16 triliun (49,17%) (61,49%). Sedangkan ST012-T4 berjumlah 13.369 orang (61,07%) dan jumlah pemesanan Rp2,40 triliun (47,35%).

Sedangkan jumlah investor baru ST012-T2 dan ST012-T4 pada SBN ritel sebanyak 19.308 investor dengan total jumlah pemesanan Rp3,79 triliun. Sedangkan dibandingkan SBSN ritel, jumlah investor baru sebanyak 25.570 investor dengan jumlah pemesanan total Rp 5,29 triliun.

Dwi mengatakan, penjualan ST012 bagus karena literasi masyarakat terhadap instrumen pemerintah semakin membaik, meski masih ada ruang untuk perbaikan. 

“Selanjutnya, sebagai salah satu instrumen SBN ritel, ST012 memiliki risiko yang relatif kecil dan memiliki karakteristik yang sangat menguntungkan bagi investor ritel yaitu aman dan syariah, karena mudah, terjangkau dan menguntungkan untuk mendapatkan opini syariah dari DSN-MUI,” ujarnya. ditambahkan. dikatakan. 

ST012 tetap populer di kalangan investor setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 6,25% pada rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21-22 Mei 2024. 

Perlu diketahui, kupon ST012 memiliki karakteristik low limit float (float with float). Artinya, imbal hasil ST012 akan naik ketika suku bunga acuan Bank Indonesia naik, namun tidak boleh turun di bawah batas bawah. 

“Jangan lupa ST012 yaitu seri ST012-T4 bertenor 4 tahun yang merupakan green sukuk ritel yang menggunakan kerangka SDGs yang mengedepankan minat investor yang sangat peduli terhadap kegiatan perlindungan lingkungan hidup,” Dwi selesai. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel