Bisnis.com, Jakarta – PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) berpeluang besar bekerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun, perseroan belum memiliki rencana untuk mengembangkan KEK.

 Kemampuan CTRA berasal dari cadangan lahan atau land bank yang dimiliki perusahaan. Hingga akhir Maret 2024, CTRA secara langsung memiliki lahan seluas 2.200 hektar dan melalui kerja sama operasi mencapai 4.057 hektar.

Pengusulan KEK terdiri dari empat tahap yaitu penyiapan lahan, tata cara pengusulan, dokumen pengusulan dan penetapan KEK. Terkait penyiapan lahan, badan usaha harus menguasai minimal 50% rencana.

Selain itu, lahannya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan lindung tidak boleh diganggu dan memiliki batas yang jelas.

Chief Development Officer Ciputra Harun Hajadi mengatakan, saat ini perseroan belum memiliki rencana mengembangkan KEK.

Saat dihubungi Bisnis pada Senin (6 Maret 2024), Harun mengatakan, “Tidak ada proyek yang kami yakini cocok dan membutuhkan fasilitas KEK.

Saat ini perseroan fokus mencapai target pra-penjualan atau marketing sales pada tahun 2024 yang dipatok sebesar Rp 11,1 triliun. Dibandingkan implementasi pada tahun 2023, target ini meningkat sekitar 8% per tahun.  

Aditya Chiputra Sastravinatha, Head of Investor Relations, Ciputra Development berencana mewujudkan pertumbuhan tersebut dengan fokus pada produk residensial dan komersial untuk melayani pasar konsumen akhir.

Segmen residensial menjadi kekuatan perusahaan. Tahun lalu, pangsa segmen residensial terhadap total pra-penjualan adalah Rp 10,2 triliun, naik 26% year-on-year.

Di sisi lain, Ciputra memiliki keunggulan sebagai pengembang dengan diversifikasi geografis terluas di Indonesia. Hal ini, menurut Aditya, memberikan peluang untuk menciptakan ruang pertumbuhan baru bagi CTRA dan brand awareness yang lebih luas.

CTRA juga mengambil langkah untuk mencapai target tahun 2024 dengan memperluas kemitraan melalui Joint Action Scheme. Pada saat yang sama, perseroan memaksimalkan manfaat pajak pertambahan nilai (PPN) negara yang akan tetap berlaku hingga akhir tahun 2024.

CTRA mencatatkan penjualan perdana sebesar Rp 3,3 triliun pada kuartal I 2024. Pendapatan itu turun 4% dari tahun ke tahun.

Meski menurun, penjualan pra-penjualan mencapai 30% dari target 2024 sebesar Rp 11,1 triliun. Peningkatan ini melampaui rata-rata historis lima tahun sebelumnya sebesar 24%.

Dari peningkatan tersebut, penjualan rumah tanah menyumbang 80% dari total pra-penjualan pada kuartal I-2024. Kategori lain seperti pertokoan menyumbang 17% dan apartemen sebesar 3%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.