Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut transformasi digital berpotensi mendorong Indonesia dari middle income trap menuju Indonesia emas dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).
Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada acara Google AI for Golden Indonesia 2045 di Jakarta, Senin (3/6/2024).
“Teknologi yang perlu dioptimalkan untuk mendorong transformasi digital adalah kecerdasan buatan,” kata Boddy.
Berdasarkan survei global yang dilakukan McKinsey & Company (2023), Budi menyebutkan hingga 79% masyarakat pernah terpapar AI generatif dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, laporan dari Indeks AI Universitas Stanford (2024) menunjukkan bahwa hingga 55% perusahaan global juga telah menggunakan kecerdasan buatan dalam bisnis mereka, mulai dari layanan kesehatan, manufaktur, pertanian, atau pendidikan.
Bodi menjelaskan, tingginya potensi kecerdasan buatan juga tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) global yang diperkirakan mencapai 13 triliun dolar pada tahun 2030, dimana 1 triliun dolar di antaranya akan dikuasai ASEAN pada tahun 2030. Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menyumbang $366 miliar terhadap PDB pada tahun 2030.
“Indonesia menduduki peringkat keempat dalam indeks kesiapan integrasi kecerdasan buatan ke dalam layanan kecerdasan buatan menurut Oxford Insight 2023. Jadi kesiapan kita [terhadap kecerdasan buatan] cukup baik,” ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada acara Google AI for Golden Indonesia 2045 di Jakarta, Senin (3/6/2024) – USAHA/Rika Anggarni
Di sisi lain, Bodi menegaskan, pesatnya perkembangan kecerdasan buatan juga akan mengubah kebutuhan kemampuan dan jenis pekerjaan. Hal ini terlihat dari perkiraan hilangnya 83 juta lapangan kerja dan munculnya 69 juta lapangan kerja baru, dampak AI dan machine learning, serta meningkatnya kebutuhan akan literasi teknologi.
“Oleh karena itu, penting untuk membangun keterampilan AI dan kemampuan berpikir kritis baik melalui pelatihan keterampilan dan platform pembelajaran online, workshop dan kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel