Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih terpuruk akibat aliran asing yang besar, berpotensi menjadi saham-saham yang defensif.

Pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sebesar 3,48% pada titik terendah di 6.959,23 sebelum akhirnya ditutup dengan pelemahan 0,90% atau turun 63,41 poin menjadi 6.970,74 pada akhir pekan perdagangan, Jumat. . 31 Mei 2024.

Community CEO Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menjelaskan penurunan IHSG disebabkan oleh beberapa sentimen negatif yang berdampak pada pasar. Tiga perspektif utama yang disampaikan Angga adalah inflasi PCE di AS, kondisi geopolitik di Timur Tengah, dan outflow asing pada IHSG. 

Inflasi PCE AS tahunan ditetapkan sebesar 2,7% pada bulan April 2024, menurut perkiraan pasar. Konflik memanas yang masih berlangsung di Timur Tengah juga menjadi faktor berkurangnya minat investor terhadap aset berisiko seperti saham. 

Sebaliknya, outflow asing pada IHSG khususnya pada saham perbankan disebabkan oleh pelemahan rupiah yang kembali berada di atas Rp 16.200, kemungkinan inflasi belum turun hingga 2%, dan kondisi geopolitik yang selalu memburuk. Timur Tengah.

Angga menyarankan investor beralih ke saham-saham defensif untuk meningkatkan kinerja sebagai strategi menghadapi arus keluar modal asing. Saham defensif cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak. Salah satu saham yang direkomendasikan adalah UNVR yang memiliki tren positif pada struktur teknis dan rekor peningkatan kinerja pada kuartal I.

Selama sepekan ini, Angga berpesan kepada para pedagang untuk memperhatikan hasil pertemuan OPEC dan inflasi Indonesia. Pertemuan OPEC+ yang sempat ditunda satu hari hingga 2 Juni 2024, akan diadakan secara online untuk membahas kemungkinan perpanjangan pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini. 

Jika digabungkan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari hingga akhir tahun, total pengurangan produksi tersebut setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global.

Sementara itu, inflasi di Indonesia pada Mei 2024 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, dengan konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan prakiraan inflasi moderat untuk bulan Mei sebesar 0,07% year-on-month (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan 0,07% pada bulan Mei 2024. April. – ke bulan (mtm). 

Inflasi year-on-year (yoy) diperkirakan sebesar 2,97%, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi April yang sebesar 3%. Beberapa ekonom bahkan menyebutkan inflasi bisa bergerak ke 2,90% – 2,95%. Penurunan harga beberapa komoditas seperti beras pokok, cabai merah, unggas ras, dan daging sapi juga turut berkontribusi terhadap penurunan inflasi.

Berdasarkan data dan sentimen perekonomian, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham untuk perdagangan hingga Jumat 7 Juni 2024. 

Pertama, UNVR memberikan rekomendasi beli pada pullback yang mendukung Rp 2.910 dan terhadap Rp 3.230, dengan mempertimbangkan struktur teknis tren naik dan kinerja yang lebih baik di kuartal pertama. 

Kedua, JPFA memberikan rekomendasi beli dengan support di Rp 1.335 dan resistance di Rp 1.435, didorong oleh potensi kinerja yang lebih baik di kuartal II akibat sentimen Idul Fitri dan lemahnya harga jagung sebagai bahan baku. 

Ketiga, ARTO membagikan rekomendasi beli sebagai support Rp 2.320 dan resistance Rp 2.530, dengan peningkatan volume dan aktivitas pembelian yang menarik oleh investor asing, terutama pasca rebalancing MSCI pada 31 Mei.

Joyceline Munthe

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel