Bisnis.com, JAKARTA – Sleep apnea atau biasa disebut sleep apnea adalah suatu kondisi terhentinya pernapasan saat tidur akibat tersumbatnya saluran pernapasan atau ketidakmampuan otak mengatur pernapasan sehingga siklus tidur terganggu.

Seperti yang diumumkan Kementerian Kesehatan, apnea terbagi menjadi dua jenis, yaitu apnea tidur obstruktif (OSA), yaitu kelainan pada saluran pernapasan bagian atas karena faktor anatomi. Umumnya disebabkan oleh obesitas atau lemahnya otot di area tersebut. Kemudian apnea sentral karena masalah saraf atau gagal jantung.

Berbeda dengan mendengkur, sleep apnea cenderung membuat napas menjadi lebih pendek dan jeda napas selama 10 detik. Kemudian mimpi menjadi tidak menyenangkan dan meresahkan.

Berhentinya pernapasan saat tidur menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah. Hal ini memicu refleks otak untuk membangunkan tubuh agar mulai bernapas normal sehingga pasokan oksigen tubuh terisi kembali.

Tentu saja kondisi ini menyebabkan gangguan tidur dan gangguan kesehatan jangka panjang. Penyebabnya adalah tubuh melemah karena jam tidur yang kurang optimal sehingga berdampak pada aktivitas sehari-hari. Gejala

Menurut Klinik Cleveland, sleep apnea memiliki banyak gejala yang lebih mudah dikenali dibandingkan gejala lainnya. Gejala-gejala sleep apnea erat kaitannya dengan keadaan insomnia, yaitu: 1. Kantuk ringan

Aktivitas yang intens jika tidak diimbangi dengan pola tidur yang baik akan menyebabkan tubuh mudah tertidur, terutama di siang hari. Selain itu, sleep apnea membuat tubuh sulit mendapatkan tidur yang nyaman dan nyenyak. 2. Perubahan emosi

Depresi dan kecemasan merupakan gejala umum yang dialami penderita sleep apnea. Pasalnya, gangguan tidur dapat meningkatkan stres, sehingga lebih sulit mengendalikan perubahan emosi dan membuat Anda lebih mudah tersinggung. 3. Gangguan fungsi otak

Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa merupakan gangguan fungsi otak yang bisa disebabkan oleh sleep apnea. Otak menjadi sulit mencerna makna tertentu, terutama saat bekerja atau belajar. 4. Anda sering terbangun di malam hari

Kurangnya pasokan oksigen secara teratur membuat otak sering memberikan refleks bangun pada tubuh saat tidur. Oleh karena itu, penderita apnea sering terbangun di malam hari dan umumnya tidak mengetahui dengan jelas mengapa ia terbangun 5. Pernafasan tidak normal

Orang yang menderita sleep apnea mengalami gangguan pernapasan Cheine-Stoker (SCB), yaitu suatu kondisi di mana pernapasan menjadi cepat dan tiba-tiba berhenti. Setelah tidak bernapas selama beberapa detik, mereka akan mulai bernapas kembali. Pola ini berlanjut setiap kali Anda tertidur. Alasan

Diposting oleh WebMD, sleep apnea disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan faktor usia saat kita memasuki usia lanjut. Penyebab terjadinya sleep apnea adalah: 1. Obesitas

Kelebihan berat badan menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan tekanan akibat berat badan yang tidak normal. 2. Gondok dan amandel

Munculnya tenggorokan dan amandel memberikan tekanan pada area saluran pernapasan sehingga menghambat proses pernapasan. 3. Merokok dan konsumsi obat-obatan terlarang

Merokok dan konsumsi obat-obatan terlarang dapat merusak jaringan otak yang bertugas mengatur sistem pernapasan, sehingga potensi terjadinya sleep apnea jauh lebih tinggi. 4. Faktor usia

Secara umum penuaan mempengaruhi jaringan otot hampir di seluruh bagian tubuh, termasuk otot di saluran pernafasan yang dapat melemah dan menyebabkan sleep apnea. 5. Asma

Penyakit asma mempengaruhi sistem pernafasan sehingga tidak berfungsi secara maksimal. Orang yang menderita asma memiliki risiko lebih tinggi terkena sleep apnea akibat adanya masalah pada organ paru-paru. Perlakuan

Sleep apnea sulit diobati, namun gejalanya bisa diminimalkan. Dokter biasanya menyarankan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, dan mengobati alergi hidung bagi yang mengidapnya. Pengobatan alternatif untuk sleep apnea adalah: 1. Terapi masker

Masker yang digunakan dalam pengobatan apnea berbeda dengan masker lainnya. Pasalnya, masker ini akan menyalurkan udara ke saluran pernapasan sehingga memudahkan pasien dalam mengatur pola pernapasannya. 2. Menggunakan mesin pernapasan khusus bertekanan

Alat ini berbentuk masker yang dihubungkan dengan mesin khusus untuk mengatur tekanan udara saat tidur guna merespons perubahan pernapasan. Alat ini meniupkan udara ke saluran pernafasan pasien melalui masker yang menutupi hidung dan mulut. 3. Ventilasi servo adaptif (ASV)

ASV adalah perangkat terkomputerisasi yang mempelajari ritme pernapasan dan kemudian menyesuaikan tingkat tekanan udara untuk menormalkan pernapasan. (Muhammad Sultan, anak tertua dari Kandias)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan VA Channel