Bisnis.com, JAKARTA – Mengonsumsi suplemen nutrisi dapat memberikan manfaat bagi tubuh, terutama untuk memenuhi asupan vitamin atau mineral yang kurang dalam tubuh.

Namun ternyata ada beberapa suplemen yang bisa memperparah jerawat, terutama bagi mereka yang rentan mengalaminya.

Dari benjolan merah dan komedo hingga jerawat yang menyakitkan, kemungkinan besar Anda pernah mengalami beberapa jenis jerawat seumur hidup. Meskipun munculnya jerawat biasanya disebabkan oleh perubahan hormonal, genetika, pola makan, obat-obatan, dan stres, penyebabnya mungkin tersembunyi pada suplemen yang Anda konsumsi.

Anehnya, suplemen tertentu yang dimaksudkan untuk mendukung kesehatan Anda justru bisa memperburuk jerawat Anda. Jadi, alih-alih memiliki kulit yang bersih, kulit Anda mungkin akan lebih sering berjerawat. 

Jika Anda mengalami jerawat yang tidak diketahui penyebabnya, pertimbangkan suplemen berikut yang mungkin berkontribusi terhadap timbulnya jerawat: 1. Whey Protein

Protein whey, suplemen populer di kalangan atlet dan penggemar kebugaran, diekstraksi dari bagian cair susu sapi selama pembuatan keju. Whey terkenal karena kemampuannya untuk meningkatkan pertumbuhan otot, namun penelitian telah menemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan protein whey dan perkembangan jerawat.

Hubungan ini mungkin disebabkan oleh hormon yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin 1 (IGF-1), yang berperan dalam pembentukan jerawat, kata Mona Mislankar, pendiri Cincinnati Skin Center dan salah satu pendiri Oathology.

Konsumsi protein whey meningkatkan kadar IGF-1, yang berkontribusi terhadap jerawat dengan memperbanyak sel kulit secara berlebihan dan merangsang produksi sebum (minyak) berlebih. 2. Vitamin B6 dan B12

Suplemen vitamin B banyak digunakan untuk mendukung produksi energi, pembentukan sel darah merah, fungsi otak dan metabolisme. Namun, vitamin B6 dan B12 dosis tinggi, terutama bila dikonsumsi bersamaan, terbukti menyebabkan dan memperburuk jerawat pada beberapa orang.

Meski mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami, Mislankar menjelaskan bahwa sejenis bakteri yang terlibat dalam perkembangan jerawat, yang disebut Propionibacterium acnes, bergantung pada vitamin B12 untuk metabolismenya. 

Ketika bakteri ini terpapar B12 dalam kadar tinggi, produksi porfirin meningkat, yaitu senyawa yang dapat mengiritasi dan memperburuk kulit yang rentan berjerawat. 3. Yodium

Yodium merupakan mineral penting untuk kesehatan tiroid yang optimal, namun dosis tinggi dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Beberapa sumber utama yodium adalah rumput laut, ikan, telur, garam beryodium dan susu.

Menariknya, sebagian besar penelitian yang dilakukan mengenai yodium dan jerawat berhubungan dengan produk susu, karena susu diketahui dapat menyebabkan jerawat.

Namun, ada juga laporan orang yang mengonsumsi suplemen rumput laut mengalami efek samping seperti jerawat di wajah, leher, bahu, dan punggung. Jika ini adalah suplemen yang Anda konsumsi, hati-hati terhadap timbulnya jerawat.  4. Biotin

Biotin telah mendapat banyak perhatian karena kemungkinan kaitannya dengan jerawat dan sering disebut-sebut karena manfaatnya dalam meningkatkan kesehatan kulit, rambut, dan kuku. 

Secara khusus, mengonsumsi suplemen biotin dosis tinggi dianggap mengganggu penyerapan vitamin B5, karena kedua nutrisi tersebut bergantung pada jalur yang sama di dalam tubuh.

Vitamin B5 telah terbukti mendukung pelindung kulit dan mengurangi peradangan dan noda. Penyerapan vitamin B5 dapat menyebabkan munculnya jerawat.

Namun Mislankar menegaskan, belum cukup penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara biotin dan jerawat. Namun, ia menyebutkan ada laporan orang mengalami komedo hitam, komedo putih, dan jerawat setelah mengonsumsi suplemen biotin.  5. Multivitamin

Meskipun multivitamin biasanya digunakan untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan mencegah kekurangan, beberapa orang mungkin mengalami timbulnya jerawat sebagai efek samping dari suplemen. 

Efek ini cenderung sangat kuat ketika multipak mengandung vitamin B12 dan yodium dosis tinggi.

Lihatlah label fakta suplemen pada merek Anda dan pastikan jumlah nutrisinya tidak melebihi 100% dari nilai harian sebelum memasukkannya ke dalam asupan suplemen harian Anda. 6. Steroid anabolik-Androgenik

Steroid anabolik-androgenik adalah hormon sintetis yang meniru efek testosteron. Suplemen hormon yang diproduksi ini sering kali diresepkan secara medis untuk mengobati kehilangan otot atau gangguan yang berhubungan dengan kadar testosteron rendah. 

Namun, terkadang suplemen tersebut digunakan secara ilegal oleh binaragawan untuk meningkatkan pertumbuhan otot. 

Namun seiring dengan peningkatan massa otot, ukuran kelenjar minyak kulit juga meningkat dan mendorong pertumbuhan bakteri jerawat di permukaan kulit.

Sayangnya, meskipun individu tidak secara langsung menyalahgunakan steroid ini, Food and Drug Administration (FDA) telah menemukan bahwa hampir 90% suplemen pembentuk otot mungkin terkontaminasi steroid sintetis. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih suplemen berkualitas tinggi dengan bukti tanda pengujian pihak ketiga pada kemasannya. Tips Mengelola Jerawat Saat Mengonsumsi Suplemen

Jika Anda curiga jerawat Anda disebabkan oleh salah satu suplemen yang disebutkan di atas, jangan menyerah! Kulit kuat dan sehat tetap bisa diraih. 

Untungnya, jerawat yang disebabkan oleh suplemen sering kali membaik atau hilang sama sekali saat Anda berhenti menggunakannya. Namun, jika suplemen diperlukan untuk mencegah defisiensi atau untuk mengobati kondisi yang ada, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mencari pilihan lain atau menyesuaikan dosis dengan aman.

Selain itu, perubahan pola makan juga berperan penting dalam mencegah timbulnya jerawat. Mislankar menyarankan hal berikut:

1. Gunakan produk susu secukupnya, pilih konsumsi krim segar dan susu skim dibandingkan susu skim.

2. Pilih suplemen protein nabati daripada protein whey.

3. Pilih makanan yang paling segar dan belum diolah, batasi atau hindari makanan olahan seperti keripik dan manisan. Penelitian menunjukkan bahwa makanan dengan kandungan glikemik tinggi, seperti karbohidrat olahan dan minuman manis, berhubungan dengan jerawat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel