Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kimenko Marvis) mengungkapkan PT Pertamina (Persero) memiliki 6 kilang yang mampu memproduksi bahan bakar sulfur rendah 50 ppm atau standar Euro 4 untuk solar dan bensin

Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan, Rachmat Kimuddin mengatakan, pemerintah mendorong Pertamina untuk memperkenalkan produk bahan bakar dengan kualitas lebih baik dan mengandung lebih sedikit sulfur dibandingkan produk konvensional.

“Ada banyak grup, banyak grup kilang, intinya ada 6 kilang, kalau tidak salah dari pihak pertamina, bisa tanya ke pertamina sendiri, kilangnya 6, tapi jenis BBMnya ada 2, artinya ada 12 koleksi. kata Richmat di Kantor Koordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (12/9/2024).

Sementara 6 kilang Pertamina dinilai mampu memproduksi bahan bakar rendah sulfur untuk solar dan bensin, yakni Refinery Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balongan, dan TPPI Tuban.

Untuk solar, ketersediaan solar sulfur 50 ppm (biodiesel bersubsidi dan nonsubsidi) akan diproduksi oleh RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, dan RU VI Balongan pada kuartal III atau IV tahun ini.

Sementara untuk bensin, Rachmat mengatakan kilang baru Pertamina akan memproduksi bahan bakar sulfur lebih sedikit dibandingkan RU II Dumai, RU V Balikpapan, RU IV Cilacap pada kuartal I 2025.

Jadi untuk memproduksi BBM tentu kilangnya harus ditingkatkan secara bertahap. Misalnya golongan ini solar pertama, golongan ini bensin pertama, dll. Tapi secara keseluruhan “Semua harus selesai pada tahun 2028,” ujarnya.

Selain itu, ia menegaskan, dengan kebijakan tersebut pemerintah bertujuan untuk mendorong kebijakan baru yang bertujuan agar penyediaan bahan bakar berkualitas dan penyaluran bahan bakar bersubsidi lebih tepat sasaran.

Selain itu, peningkatan kualitas bahan bakar rendah sulfur atau standar Euro 4 pada tahun 2028 akan dilakukan mulai dari tingkat regional hingga nasional.

“Jadi poin utama kita, kalau ada yang bisa ya nggak apa-apa, kita tunggu sampai 100%. Kalau ada yang bisa, kita lakukan saja. Karena itu penting. Ngomong-ngomong, Grup 1 itu Jakarta.

Sebelumnya, SVP Business Development Pertamina Wisnu Medan Santoso mengatakan pihaknya memahami tujuan pemerintah untuk meningkatkan atau mengupgrade bahan bakar ke standar Euro 4.

Dikatakannya, melalui investasi Pertamina di balkappan RDMP, kami telah melakukan investasi sekitar 5 miliar dolar AS yang akan mampu memproduksi bahan bakar berstandar Euro 5. Tapi untuk membenahi kilang lain, investasinya juga cukup bagus, sekitar 2 miliar dolar AS, ”ujarnya. Peluang istimewa.

Dalam hal ini, Wisnu juga mengungkapkan, pihaknya mengharapkan pemerintah mengkaji ulang Perpres tentang distribusi BBM. Dengan begitu, Pertamina bisa mendapatkan kompensasi terkait tambahan biaya produksi sebagai BUMN. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel