Bisnis.com, JAKARTA – Tubuh wanita mengalami beberapa perubahan besar dalam hidupnya, mulai dari awal menstruasi hingga akhir menstruasi yang disebut dengan menopause.
Tahun-tahun menjelang menopause, disebut juga perimenopause, adalah tahun-tahun di mana sebagian besar wanita mengalami perubahan pada tubuh yang berdampak positif pada gaya hidup mereka.
Perimenopause, yang menyebabkan menopause, menandai berakhirnya tahun reproduksi pada wanita. Pada masa ini, indung telur wanita berhenti memproduksi sel telur dan terjadi penurunan hormon seks wanita seperti estrogen dan progesteron.
Meski perubahan tersebut merupakan proses penuaan yang normal, namun hilangnya hormon seks wanita memiliki dampak sistemik terhadap kesehatan wanita, terutama kesehatan jantung.
Melansir Timesofinsia, estrogen memiliki manfaat perlindungan bagi jantung dan hilangnya estrogen dapat memengaruhi beberapa faktor risiko spesifik bagi kesehatan jantung, termasuk kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan penambahan berat badan.
Mulai dari penyakit jantung hingga obesitas dan kesehatan tulang, tubuh wanita mulai menunjukkan tanda-tanda menopause, dan hal ini penting untuk diwaspadai.
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab utama kematian pada wanita dan risikonya terus meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai tanda-tanda peringatan yang mungkin mengindikasikan risiko serangan jantung dan stroke saat ini atau di masa depan. Mengurangi risiko keduanya juga membutuhkan kepercayaan pada insting Anda.
Selain itu, penting untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga, karena penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki peningkatan risiko penyakit jantung jika anggota keluarga dekat – seperti ibu atau saudara perempuan – menderita penyakit jantung sebelum usia 65 tahun. Berikut 5 gejala umum yang harus diwaspadai saat Anda menginjak usia 40 tahun 1. Kelelahan kronis
Kelelahan kronis pada wanita di atas 40 tahun lebih sering terjadi dibandingkan gejala lainnya. Meskipun perimenopause dan menopause serta perubahan hormonal selama periode ini secara langsung berkontribusi terhadap kondisi kelelahan yang terus-menerus, gejala lain juga dapat menjelaskannya.
Anemia, suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat atau sel darah merah tidak berfungsi dengan baik, merupakan penyebab umum rasa lelah, terutama pada wanita usia subur.
Selain itu, fibromyalgia, suatu kondisi yang menyebabkan rasa sakit, insomnia, dan kelelahan yang meluas, menyerang lebih dari 3,7 juta orang Amerika, yang sebagian besar adalah wanita berusia 40-75 tahun. Kekurangan vitamin esensial ini dapat menyebabkan sindrom kelelahan kronis. 2. Rasa panas muncul
Kebanyakan wanita mulai mengalami perimenopause pada usia 40-an, dan beberapa wanita mengalami rasa panas dan keringat malam pada masa ini. Hot flashes biasanya dimulai sebelum menstruasi terakhir seorang wanita dan terjadi selama 2 tahun atau kurang pada 80% wanita.
Kebanyakan wanita terus mengalami hot flashes selama 4-10 tahun setelah menopause, namun frekuensinya semakin berkurang dan semakin parah. Rasa panas memerah terasa seperti kenaikan suhu tubuh secara tiba-tiba, disertai keringat dan kulit merah. Penyakit ini juga bisa menyebabkan jantung berdebar, pusing, dan berkeringat di malam hari.
Hot flashes disebabkan oleh perubahan kadar hormon, terutama penurunan estrogen. Hipotalamus yang mengatur suhu tubuh menjadi lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan memicu rasa panas untuk mendinginkan tubuh. Tidak semua wanita yang mengalami menopause mengalami hot flashes, dan faktor risikonya masih belum jelas. Namun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya antara lain merokok, obesitas, dan ras. 3. Depresi
Depresi adalah kondisi umum yang dapat menyerang wanita berusia di atas 40 tahun, terutama selama masa perimenopause dan menopause. Gejala depresi pada wanita di atas 40 tahun dapat berupa kesedihan, keputusasaan, rasa malu, dan putus asa.
Selain itu, rasa marah dan mudah tersinggung, kehilangan minat beraktivitas, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur, fluktuasi berat badan, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, kebencian pada diri sendiri, masalah konsentrasi dan berkurangnya minat seksual merupakan indikasi depresi. 4. Sesak napas
Sesak napas kronis pada wanita di atas 40 tahun bisa disebabkan oleh banyak hal. Kondisi paru-paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, fibrosis paru, hipertensi pulmonal atau pneumonia, dan/atau kondisi jantung seperti gagal jantung kongestif, kardiomiopati, disfungsi diastolik, disfungsi ventrikel sistolik, atau fungsi jantung tidak teratur dapat menyebabkan penyakit paru-paru. penyakit ini. untuk mengembangkan kondisi ini pada wanita di atas 40 tahun.
Kondisi lain seperti obesitas, kesehatan yang buruk, dekondisi, penyakit paru-paru interstisial, efusi pleura, kanker atau kondisi neuromuskular, dan amiloidosis jantung (suatu kondisi di mana protein amiloid menumpuk di jantung, menyebabkan kekakuan dan tekanan) juga merupakan faktor yang berkontribusi. sesak napas kronis. 5. Migrain
Migrain lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 40 tahun karena fluktuasi hormonal selama perimenopause dan menopause. Perubahan hormonal adalah alasan utama di baliknya. Kadar estrogen dan progesteron berfluktuasi selama perimenopause, yang dapat memicu migrain.
Migrain menstruasi bisa menjadi lebih parah, berlangsung lebih lama, dan lebih mungkin kambuh pada saat ini. Gejala menopause lainnya, seperti hot flashes, keringat malam, kurang tidur, stres dan kecemasan, juga bisa memicu migrain. Migrain biasanya dimulai pada usia remaja, mencapai puncaknya pada usia 40-an, dan tidak lagi menjadi masalah setelahnya. Faktor lain yang dapat menyebabkan migrain antara lain ketegangan mental atau fisik, gangguan sensorik seperti cahaya terang, dehidrasi, dan obat-obatan yang mempengaruhi aliran darah.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel