Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Penerbangan Tempur Seluruh Indonesia (PERLASI) membuka kejuaraan nasional pada 9 Agustus 2024. Kejuaraan ini diikuti 384 peserta dari 23 provinsi di Indonesia.

Kejuaraan Layang-Layang Nasional Perlasi 2024 bertajuk “Kejuaraan Layang-Layang Nasional Perlasi 2024” akan dilaksanakan pada tanggal 9 hingga 11 Agustus 2024.

Sistem perlombaan kejuaraan nasional ini akan menggunakan sistem gugur dan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 150 juta yang akan dibagi kepada juara 1, 2, 3, 4, dan 1-4. tempat. Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 50 juta, juara kedua Rp 40 juta, juara ketiga Rp 15 juta, dan juara keempat Rp 10 juta, juara 1 hingga keempat mendapat hadiah sebesar Rp 5 juta, dan selebihnya mendapat hiburan. hadiah penghargaan. . .

Essa Muhamad selaku Ketua Umum Perlasi mengatakan kejuaraan nasional ini merupakan yang kedua setelah tahun 2023 dan Piala Gubernur DKI tahun 2022.

“Kejuaraan nasional ini merupakan syarat KONI untuk mengakui olahraga tarung terbang sebagai olahraga prestasi. “katanya.

Essa Muhamad menjelaskan, peserta kejuaraan nasional bisa disebut sebagai atlet pro player karena bertanding di lapangan yang memenuhi standar kejuaraan dengan ketentuan atau aturan tertentu.  Kelas yang akan dipertandingkan kali ini adalah gaya bebas, sehingga seluruh peserta dapat saling bertanding tanpa batasan umur dan pekerjaan.

“Indonesia telah menjadi barometer olahraga layang-layang Indonesia yang dipertandingkan di dunia.  Pertama mengenai teknik bermainnya, kedua mengenai teknik pembuatan naganya, dan ketiga mengenai teknik pembuatan naganya. “Perusahaan layang-layang kecil dan menengah sudah banyak yang mengekspor ke Brazil dan Pakistan,” lanjut Essa Muhamad.

Ia juga mengatakan, adu layang-layang merupakan keunggulan Indonesia baik dari segi olahraga maupun ekonomi dalam produksi layang-layang dan tali. Sudah saatnya pemerintah Indonesia menyadari potensi olahraga kitesurfing.

Ketua Bidang Pembinaan dan Pembinaan KONI Pusat Alman Hudri mengatakan, pihaknya akan mendorong usulan olahraga layang-layang kompetitif ini agar bisa dipertandingkan di PON mendatang.

“Dari segi bisnis, kegiatan layanan pengaduan ini sangat menjanjikan.  Oleh karena itu, tidak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk menolak menjadikan terbang pesawat sebagai olahraga prestasi. Karena layak untuk dikembangkan dan menjadi bagian dari budaya bangsa yang juga diakui oleh negara lain, apalagi jika dipadukan dengan pariwisata, maka potensinya sangat besar. Misalnya saja mengikuti kegiatan olahraga Asian Beach Games, ujarnya.

 

 

 

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel