Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk memiliki tiga saham yang akan dikaji ulang. (UNVR) Revisi rating rekomendasi periode Juli 2024.
Harga saham UNVR dipatok Rp 2.790 pada akhir hari pertama perdagangan Senin (22 Juli 2024), berdasarkan data Bloomberg. Posisi tersebut mencerminkan koreksi 4,78% selama 5 hari terakhir.
Pada periode berjalan yang berakhir Juli 2024, data Bloomberg menunjukkan ada tiga saham yang merevisi peringkat rekomendasinya pada saham UNVR.
Pertama, Mirae merevisi rating saham UNVR menjadi Hold pada 15 Juli 2024 dengan target harga Rp 3.100.
Kedua, OCBC Sekuritas merevisi peringkat saham UNVR menjadi Mempertahankan pada 11 Juli 2024 dengan target harga Rp 2.980.
Ketiga, RHB Research menyesuaikan peringkat saham UNVR menjadi Netral pada 5 Juli 2024 dengan target harga Rp 3.200.
Secara keseluruhan, mayoritas dari 32 saham, atau 21, mempunyai rekomendasi Hold pada saham UNVR. Empat sisanya ditempatkan pada kuotasi beli dan tujuh ditempatkan pada kuotasi jual.
Sedangkan konsensus target harga saham UNVR 12 bulan ke depan adalah Rp 2.816,15.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Aziz Setyo Wibowo sebelumnya mengatakan peluang pertumbuhan kinerja penjualan UNVR masih terbatas karena persaingan yang ketat dan daya beli masyarakat yang masih cenderung melemah.
Dalam kisaran perkiraan tersebut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan pembelian saham UNVR secara spekulatif dengan target harga Rp 2.930 hingga Rp 2.950 dan harga support Rp 2.820 hingga Rp 2.810.
Sebagai referensi, Unilever Indonesia merilis hasil keuangan kuartal I tahun 2024. Hasilnya, UNVR meraih laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024, meningkat 3,1% dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pertumbuhan laba bersih UNVR berbanding terbalik dengan kinerja penjualan, turun 4,95% year-on-year menjadi Rp 10,7 triliun.
Secara spesifik, kinerja penjualan dalam negeri sebesar Rp 9,79 triliun, penyesuaian year-on-year sebesar 4,66%. Pada saat yang sama, penjualan ekspor turun 14,01% YoY menjadi 286,45 miliar dram.
Di sisi lain, beban pokok penjualan UNVR turun 6,10% year-on-year menjadi 5,04 triliun rupiah. Laba kotor kumulatif adalah 5,03 triliun dram, penurunan tahun-ke-tahun sebesar 3,77%.
Benjie Yap, Presiden Unilever Indonesia, mengaitkan peningkatan laba bersih tersebut dengan peningkatan margin laba kotor yang meningkat sebesar 61 basis poin menjadi 49,9%. Selain itu, biaya layanan yang lebih rendah juga menjadi pendorong peningkatan keuntungan.
Ia mengatakan dalam jumpa pers, Rabu (24 April 2024): “Kami melihat adanya peningkatan pada indikator keuangan perseroan, termasuk pertumbuhan volume penjualan dan margin keuntungan.”
Tingkat penjualan di bulan Maret juga pulih ke tingkat yang terlihat pada kuartal ketiga tahun 2024, tambah Benji. Pangsa pasar Unilever juga terus tumbuh dari posisi terendah pada Desember 2023.
“Perusahaan juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di lebih dari 80% kategori tempat kami beroperasi. Hasil positif ini merupakan hasil dari upaya penerapan prioritas strategis perusahaan secara efektif,” ujarnya.
Penafian. Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel