Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) pekan ini menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda pergantian pengurus. Tampaknya posisi CEO Garuda Indonesia yang saat ini dijabat Irfan Setiaputra akan digantikan.
Berdasarkan keterbukaan, manajemen GIAA menyebutkan agenda AGEA akan digelar di Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang pada pekan ini pada 15 November 2024. Agenda AGEA dalam AGEA hanya ada satu agenda, yakni perubahan level manajer.
Dalam penjelasannya, pokok bahasan acara tersebut adalah usulan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham seri A Dwiwarna.
Selanjutnya, dalam RUPSLB muncul sejumlah nama yang diharapkan bisa masuk dalam sistem pengelolaan GIAA yang baru. Menurut Bloomberg, CEO sementara Lion Air Wamildan Tsani Panjaitan dan CFO Garuda Indonesia Prasetio akan menjadi CEO Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra.
Sumber Bloomberg menyebut Tsani menjadi calon pengganti Irfan. Tsani menjabat sebagai Plt. Ketua Direktur Lion Air sejak tahun 2023. Sebelumnya Direktur Keselamatan, Keamanan dan Mutu (Safety, Security and Quality) Lion Air/Batik Air.
Irfan menjelaskan agenda AGEA selanjutnya adalah perubahan kepengurusan, di mana kemungkinan ada perubahan pada jajaran direksi dan komisaris. Namun, dia belum mau berkomentar mengenai persoalan pencopotannya dan nama-nama penggantinya.
Dia hanya mengatakan jika dia dicopot, dia tidak akan khawatir tentang apa pun. “Kami profesional. Diminta masuk, baik disuruh keluar,” kata Irfan kepada wartawan usai sosialisasi, Senin (11/11/2024).
Irfan mengatakan ada tiga hal yang tidak akan pernah ia tanyakan dalam karyanya. “Pertama-tama [saya tidak akan bertanya] kenapa saya diubah? Karena saya tidak punya hak untuk bertanya,” kata Irfan.
Kedua, dia tidak pernah mau bertanya siapa penggantinya. “Saya tidak akan bertanya, dan saya meminta direktur lain untuk tidak bertanya. Siapa yang akan menggantikannya?”
Ketiga, dia tidak akan menanyakan alasannya memilih penggantinya. “Itu adalah kebiasaan yang harus kita jaga,” kata Irfan.
Ia sendiri sempat menyatakan belum siap dan belum siap jika memang dicopot dari jabatan Direktur Eksekutif GIAA. “Tidak ada gunanya bersiap-siap. Saya tetap mengendarai Garuda,” ujarnya.
Irfan menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia berdasarkan keputusan RUPSLB Januari 2020. Irfan menggantikan Ari Askhara yang diberhentikan bersama direktur GIAA lainnya.
Irfan merupakan lulusan Ilmu Komputer ITB. Pada tahun 2002-2012, Irfan menjabat sebagai country manager PT Cisco Systems Indonesia, sebuah perusahaan teknologi informasi.
Langkahnya masuk ke BUMN dimulai pada tahun 2009, saat ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau biasa disebut PT INTI, hingga tahun 2012.
Ia kemudian pindah ke sektor pertambangan dan menjabat sebagai Chairman-CEO PT Titan Mining Indonesia. Pada tahun 2014, Irfan pindah ke Grup Tiara Marga Trakindo (TMT).
Pria kelahiran Jakarta 24 Oktober 1964 ini tercatat pernah menduduki posisi Komisaris Utama PT Reswara Minergi Hartama, Direktur Utama PT Cipta Kridatama, dan Direktur PT ABM Investama Tbk. Jabatan dalam organisasi TMT Group dijabat hingga tahun 2017.
Sedangkan berdasarkan informasi Garuda Indonesia, pada tahun 2019, posisi terakhir Irfan adalah CEO Sigfox Indonesia.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel