Bisnis.com, TANGERANG – Latihan kekuatan dinilai wajib dilakukan oleh semua orang, termasuk wanita, untuk meminimalisir risiko penurunan kebugaran di usia tua. 

Adam Yudhitiyo, pendiri dan ketua program personal trainer dan kursus House of Metamorphit (HOM), mengatakan, Sabtu (13/07/2024).

Adam menjelaskan, latihan kekuatan membantu setiap orang mencegah dan mengelola diabetes. Selain itu, ia menjelaskan, jumlah penduduk Indonesia yang mengidap penyakit kronis seringkali tinggi, terutama perempuan.

Karena itulah ia menekankan pentingnya latihan beban bagi semua orang, baik wanita maupun pria. 

“Angkat beban bisa langsung menurunkan kadar gula darah, dibandingkan melakukan kardio selama 30 menit. Jadi jika Anda tidak melakukan angkat beban, kadar gula Anda bisa melonjak dan bisa menjadi silent killer. “Perempuan tidak perlu takut untuk angkat beban,” jelasnya di sela-sela pembukaan cabang HOM ke-15 di Alam Sutera, Tangerang.

Kedua, lanjut Adam, latihan kekuatan penting dilakukan wanita untuk mencegah osteoporosis setelah menopause.

Prevalensi osteoporosis pada kelompok umur 50-80 tahun sebesar 23% dan pada umur 80 tahun ke atas sebesar 53%, jelasnya.

Sementara itu, Adam menjelaskan alasan ketiga mengapa setiap orang harus melakukan latihan kekuatan adalah risiko berkurangnya massa, kekuatan dan fungsi otot, atau sarcopenia. Ia menjelaskan, hal ini biasanya bisa terjadi pada wanita dan pria setelah usia 30 tahun.

“Jika Anda tidak melakukan latihan kekuatan, Anda akan terkena sarcopenia, hilangnya massa otot selama 33 tahun terakhir. “Misalnya otot lemah, tulang cepat keropos, gerak lambat, dan cepat terjadi obesitas,” jelasnya. WANITA AKTIVASI

Kendati demikian, Tasori Wasra selaku pendiri dan CEO HOM menjelaskan, peran aktif perempuan di pusat kebugaran, khususnya latihan kekuatan, menunjukkan tren yang meningkat.

Setidaknya hal itu terlihat dari data yang dihimpun HOM dari 15 lokasi pusat kebugaran yang tersebar di Jabodetabek. Data menunjukkan 80% anggota gym di 15 cabang HOM didominasi oleh perempuan. 

“Bahkan setelah dibukanya cabang HOM ke-15 di Alam Sutera, anggotanya sudah 280 orang, 90% di antaranya perempuan,” ujarnya.

Diakui Tasori, gym pada umumnya kerap didominasi oleh pria yang fokus pada latihan kekuatan dan binaraga. Di sisi lain, perempuan biasanya aktif dalam kelas kebugaran kelompok dan pelatihan fungsional. 

Namun, dia yakin tren saat ini menunjukkan semakin banyak perempuan yang mengikuti latihan kekuatan. Di sisi lain, semakin banyak pria yang mengikuti kelas yoga dan pilates.

“Ada perpaduan antara keduanya, stereotip lama mulai mengendur. Artinya, keinginan untuk sehat pada jenis kelamin tertentu saat ini belum ada. “Semua orang ingin mengoptimalkan fasilitas yang ada untuk mencapai kesehatan dengan pengalaman yang lebih inklusif,” jelasnya.

Tasori menjelaskan, saat ini perempuan sangat menyukai latihan fungsional seperti squat (latihan otot kaki dan otot inti), lunge (keseimbangan dan koordinasi kaki dan bokong), step-up (gerakan seperti berjalan naik turun tangga), plank (meningkatkan kestabilan otot inti). dan kekuatan seluruh tubuh) dan ayunan kettlebell (mengembangkan kekuatan, mensimulasikan gerakan mengangkat dan mengayunkan benda).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel