Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mencapai 25,22 juta jiwa pada Maret 2024 atau 9,03% dari total penduduk.

BPS melaporkan kemiskinan perkotaan sebesar DR 601.871 per orang per bulan. Saat ini rata-rata keluarga di Indonesia mempunyai 4,71 anggota. Oleh karena itu, masyarakat yang termasuk dalam kategori miskin adalah keluarga yang berpenghasilan kurang dari Rp2,83 juta per bulan.

Plt. Sekretaris Jenderal Badan Pusat Statistik Imam Machdi mengatakan kemiskinan mengalami penurunan dibandingkan Maret 2023 yang tercatat 9,36%.

“Jumlah penduduk miskin turun 0,33 persen atau jumlah penduduk miskin berkurang 0,68 juta orang [dibandingkan posisi Maret 2024],” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (1/7/2024).

Imam menjelaskan, meski jumlah penduduknya banyak, kemiskinan di Indonesia terus mengalami penurunan pascapandemi Covid-19.

“Kemiskinan pada Maret 2024 akan lebih rendah dibandingkan saat pandemi,” ujarnya.

Dikatakannya, perekonomian negara yang baik menyebabkan terjadinya kemiskinan, pertama, pertumbuhan perekonomian negara yang tetap kuat yaitu sebesar 5,11% pada triwulan I tahun 2024.

Kedua, jumlah pertukaran petani pada Maret 2024 meningkat sebesar 7,7% menjadi 119,39, dan rata-rata gaji pekerja pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat sebesar 8,42% setiap tahunnya pada Februari 2024.

Ketiga, pemerintah menawarkan berbagai program bantuan pada Januari hingga Maret 2024, antara lain bantuan pangan beras, bantuan pangan nontunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Program Indonesia Pintar (PIP).

Sementara itu, ada pula faktor penghambat pengentasan kemiskinan, kenaikan harga beberapa barang penting pada Maret 2023 hingga Maret 2024.

Banyak komoditas yang menguat, antara lain beras yang meningkat 20,07%, telur ayam mentah 11,56%, dan cabai merah yang meningkat 45,94%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel