Bisnis.com JAKARTA — Operator maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memutuskan untuk berhenti membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. (22/5/2024) Rabu Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil Rapat Umum Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada (22/5/2024).

Perlu diketahui, GIAA belum membagikan dividen apapun sejak 13 tahun lalu saat pertama kali muncul di Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya pada 11 Februari 2011. Saat itu, perseroan menghimpun dana Rp 4,75 triliun di pasar modal melalui penawaran umum perdana. Sebuah persembahan. (IPO).

Direktur Keuangan GIAA Prasetio mengatakan, alasan perseroan tidak membagikan dividen tahun ini karena perseroan memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan 2023.

“Sesuai aturan, ekuitas kami masih negatif sehingga sisa laba tidak dibagikan sebagian kepada pemegang saham,” kata Prasetio saat paparan publik GIAA di Bandara Socano-Hatta. Pada Rabu (22/5/2024).

Berdasarkan neraca, aset bersih GIAA masih akan negatif sebesar $1,28 miliar pada tahun 2023, namun angka tersebut akan turun dari $1,53 miliar pada tahun 2022.

Di samping itu, GIAA menutup tahun 2023 dengan total pinjaman senilai $8,10 miliar, naik 3,09% YoY. Jumlah ini termasuk utang jangka panjang sebesar $6,84 miliar dan utang jangka panjang sebesar $1,16 miliar.

Alhasil, aset bersih Garuda Indonesia tercatat sebesar $6,72 miliar, naik 7,90% YoY. Rinciannya, aset lancar sebesar USD 653,77 juta dan aset tidak lancar sebesar USD 6,07 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Garuda meraih pendapatan usaha sebesar US$2,93 miliar pada tahun 2022, naik 39,83% year-on-year (YoY) dari US$2,1 miliar pada tahun 2022.

Pendorong utama pendapatan bisnis GIAA adalah pendapatan dari penerbangan berjadwal yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 40,71% hingga mencapai 2,37 miliar pada tahun 2023. Selain itu, Pendapatan penerbangan tidak berjadwal dan pendapatan lainnya masing-masing sebesar US$288,03 juta dan US$270,58 juta.

Setelah pajak Pendapatan tahunan GIAA akan mencapai $251,99 juta pada tahun 2023. Pada saat yang sama, Laba bersih induk perusahaan sebesar US$250,04 juta dengan kepentingan nonpengendali tercatat sebesar $1,94 juta.

Sedangkan saham GIAA Park turun 1,67% ke Rp 59 per saham pada Rabu (22/5/2024). Secara year-to-date (ytd), saham GIAA anjlok 14,49%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.