Bisnis.com, JAKARTA – Badai Covid-19 menghantam bisnis makanan UMKM Tempeman, dengan penjualan turun 40 persen.

Hal ini membuat Benny Santoso, pemilik usaha makanan ringan tempe, mempertimbangkan untuk mengalihkan penjualan usahanya secara online.

Kebetulan, perubahan konsep penjualan dari offline ke online membuat Benny’s mampu melakukan konversi berkali-kali lipat dibandingkan jika hanya berjualan offline.

“Saat pandemi penjualan Tempeman anjlok 40%, saya sempat bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berjualan online di tahun 2020,” jelasnya.

Berkat penjualan online, diakui bisnis di Bali bisa meraih omzet puluhan juta per bulan. Tak pernah terlintas dalam benaknya, apalagi ia hanya bermodal Rp 3 juta saat memulai usaha tersebut.

Ia juga mengakui, pelanggannya kini datang dari seluruh Indonesia, tidak hanya daerah Bali, setelah ia mulai berjualan online.

Berkat penjualan online, Tempeman menjadi populer di seluruh Indonesia, dan saya sering melakukan dan berbagi tutorial dengan pelaku UMKM lainnya, tambahnya.

Ada juga kisah sukses pemasaran online dari CEO Batik Rianty yang berbasis di Yogyakarta, Aditya Suryadinatha.

Bedanya, Aditya pertama kali berjualan online pada tahun 2017 atau sebelum pandemi Covid-19.

Pasalnya, pria lulusan University of East Anglia London ini sudah melihat kesuksesan bisnis online di luar negeri dan ingin menerapkannya pada bisnis keluarganya.

“Saya mulai bergabung dengan Batik Rianty pada tahun 2015, namun sekitar tahun 2016 atau 2017, saya mulai merambah penjualan online karena saya tahu ada potensi besar di online, terbukti dengan rencana seperti ini sudah lama berhasil dan sukses di luar negeri. katanya menjelaskan.

Keputusan ini membuat bisnisnya tetap berjalan meski pandemi Covid berdampak pada semua bisnis.

Karena menurut Anda, pertumbuhan bisnis online Anda di masa Covid stabil dan stabil dan hal ini membantu bisnis untuk bertahan di masa pandemi. Jadi, meski toko online di Jalan Malioboro tutup, mereka tidak perlu berhenti.

“Penjualan online kami akan membantu meningkatkan bisnis dan memperluas pasar ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Berkat penjualan online, Aditya mengaku kini memiliki 100 karyawan, 13 toko, dan omzet bulanan Rp 50 juta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA