Bisnis.com, Jakarta – Industri otomotif Indonesia terpacu dengan hadirnya Esemka. Awalnya diiklankan sebagai mobil karya anak bangsa, mobil tersebut merupakan salah satu proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN).

Terakhir kali Esemka ditanyai soal Esemka adalah saat tampil di ajang IIMS 2023 yang memperkenalkan mobil listrik bertajuk Bima EV.

Kemunculannya saat itu dianggap sebagai bukti bahwa mobil Esemka benar-benar ada, bukan sebagai istilah yang “tak kasat mata” atau “legendaris”, istilah yang sering digunakan warganet untuk mengejek Esemka.

Tak heran jika mobil Esemka disebut “tak kasat mata” karena jarang terlihat melaju di jalan raya. Pantauan Bisnis.com, mobil esemka jarang ditemukan di jalanan, kawasan Boyolali, Solo, dan pemukiman lain di Surakarta.

Pada dua pameran otomotif besar yang digelar di Indonesia tahun ini, yakni GIIAS dan IIMS, Esemka terlihat absen menampilkan produknya.  Sejarah Esemka 

Berdasarkan situs resminya, esemkaindonesia.co.id, dari sekelompok orang yang memiliki mimpi yang sama untuk membuktikan bahwa anak-anak Indonesia bisa dan mampu membuat mobil sendiri, terbentuklah sebuah komunitas yang kemudian diberi nama Esemka.

Esemka disebut-sebut bisa menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia untuk membuktikan diri kepada banyak orang yang memiliki keyakinan bahwa mereka mampu membuat mobil sendiri jika diberi kesempatan bekerja.

Peluang itu hadir dengan pencanangan Solo sebagai kota profesional saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo.

Di bawah kepemimpinannya banyak bermunculan sekolah kejuruan (SMK/SMK) pada masa itu dan Esemka mendorong semangat masyarakat untuk segera mewujudkan cita-citanya.

Hasilnya adalah Esemka Rajavali yang akhirnya digunakan Jokowi sebagai kendaraan dinasnya meski gagal dalam uji kinerja dan emisi.

Seiring berjalannya waktu, Esemka menjadi lini industri dengan badan usaha berbentuk perseroan terbatas bernama PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), yang 100% dimiliki oleh swasta dalam negeri.

Sederhananya, PT Solo Manufacture Creasy memiliki izin memproduksi 8 jenis kendaraan dengan berbagai modifikasi. Seperti mobil Cina.

Selain jarang terlihat di jalanan, keberadaan Esemka sempat viral karena salah satu produknya menyerupai mobil buatan China. 

Media sosial ramai membandingkan Bima EV dengan mobil buatan China yang diluncurkan sebelumnya, Shineray X30LEV.

Direktur PT SMK Eddie Vairajaiah mengaku pihaknya telah menggandeng Shineray untuk memasok minivan listrik tersebut.

“Tidak [Changan bukan truk bintang], ini truk yang brilian,” kata Eddie.

Belum disebutkan tipe Shinere apa yang akan menjadi “cikal bakal” mobil Esemka Bima EV. Namun pantauan Bisnis.com, Esemka Bima EV mirip dengan Shineray X30LEV.

Jika dicermati, Bima EV mirip sekali dengan ShineraY X30LEV.

Sekilas keduanya hampir sama. Perbedaan kedua minivan ini hanya bisa terlihat jika kita melihat lebih detail berbagai bagiannya.

Seperti dilansir dari situs resmi Shineray, perusahaan asal Tiongkok tersebut memiliki minivan berupa van kargo dan van penumpang yang diberi nama Shineray X30LEV.

Shineray X30LEV memiliki gril vertikal krom cerah. Sedangkan jika melihat gril Esemka Bima EV, produk yang disebut-sebut buatan Indonesia ini memiliki gril depan horizontal.

Perbedaan kedua mobil ini juga terlihat pada konfigurasi tempat duduknya. Shineray X30LEV nampaknya memiliki dimensi lebih kecil dibandingkan Esemka Bima EV.

Tentu saja mobil buatan China hanya mampu mengangkut maksimal 7 penumpang.

Sedangkan jika melihat spesifikasi Bima EV, mobil ini memang layaknya minivan di Indonesia karena mampu menampung maksimal 11 orang.

Sekadar informasi, Esemka menawarkan empat pilihan konfigurasi tempat duduk: 5, 7, 9, dan 11.

Karena konfigurasinya tersebut, ukuran ban kedua produk “kembar tapi berbeda” ini juga berbeda. Ukuran ban Shineray X30LEV 175/70 R14C, sedangkan Esemka 175/65 R14C. Apakah produk Esemka laku?

Anehnya, mobil Esemka muncul kembali setelah sekian lama tak terdengar kabarnya. Mobil produksi PT Solo Manufacture Creasy itu akan hadir di IIMS 2023.

Pada ajang tahunan IIMS yang digelar tahun lalu, Esemka menempati Hall A yang diapit stand Suzuki dan Morris Garage.

Dua model mobil Esemka dipamerkan di IIMS: Bima 1.3 dan mobil listrik Bima EV. Jika Esemka Bima 1.3 merupakan produk lawas, maka Bima EV merupakan model yang lebih baru.

Esemka Bima 1.3 dibanderol Rp 137 jutaan, sedangkan versi Bima 1.3 EPS dibanderol Rp 150 jutaan. Lalu, versi van kargo Esemka dibanderol Rp530 juta dan versi van penumpang Rp540 juta.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada yang membeli mobil Esemka. Pada pameran IIMS 2023 saja, Esemka berhasil menjual beberapa unit.

Sebelumnya Ignatius Jonan memamerkan salah satu mobil Esemka di garasi rumahnya.

Mantan Dirut PT KAI ini mengatakan, Esemka berkontribusi terhadap kemajuan industri otomotif dalam negeri dengan melakukan pembelian langsung mobil untuk menunjang produk otomotif dalam negeri.

“Saya punya produk dalam negeri, mobil Esemka lho. Dukung peningkatan nilai tambah nasional dan penciptaan lapangan kerja,” tulis Jonan di akun Instagram miliknya pada 10 Februari 2022.

Sementara di YouTube, beberapa orang menampilkan mobil Esemka dalam kontennya.

Sedangkan PT SMK mempunyai izin memproduksi 8 jenis kendaraan dengan berbagai modifikasi, antara lain:

1. Esemka Bima 1,0 M/T

2. Esemka Bima 1,2 M/T

3. Esemka Bima 1,3 M/T

4. Esemka Bima 1,3 L M/T

5. Esemka Bima 1.8D M/T

6. Esemka Digdaya 2.0 M/T

7. Esemka Garuda 2.0 (4×4) M/T

8. Esemka Kalimantan 2,7 hari

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.