Bisnis.com, JAKARTA – Penerbangan Singapore Airlines SQ321 mengalami keadaan darurat besar dalam perjalanan dari London, Inggris menuju Singapura. Berikut waktu, penyebab, dan kematian akibat musibah Singapore Airlines. 

Akibat kecelakaan maut ini, satu orang meninggal dunia dan banyak lainnya luka-luka. Pilot juga melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Thailand.  Berikut 10 fakta meninggalnya Singapore Airlines SQ321 1. Sejarah

Tiba-tiba terjadi keributan hebat di pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 dari London menuju Singapura saat awak kabin sedang sarapan sebelum kekacauan terjadi. Kantong oksigen jatuh begitu saja di depan penumpang sehingga menyebabkan pesawat terjatuh.

Pilot meminta pendaratan darurat, kata General Manager (GM) Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Kittipong Kittikachorn, seperti dilansir Reuters, Rabu (22/5/2024). 

Terjadi turbulensi mendadak di Cekungan Irrawaddy di Myanmar sekitar 10 jam setelah penerbangan. Pilot menyatakan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat ke Bangkok.  2. Mengapa 

Turbulensi terjadi ketika pesawat terjebak dalam perubahan aliran udara, sehingga menyebabkan pesawat bergetar atau berguncang.

Shantanu Gangakhedkar, penasihat umum di firma riset bisnis Frost and Sullivan, mengatakan kepada Channel News Asia bahwa kekeringan dapat disebabkan oleh banyak hal, topan, cuaca, aliran jet, dll.

Jenis turbulensi yang paling umum untuk diprediksi adalah turbulensi udara (CAT), yang dapat terjadi tanpa bukti nyata.

Sementara itu, kecepatan vertikal penerbangan Singapore Airlines SQ321, yaitu kecepatan naik atau turun pesawat, melonjak menjadi 1.664 kaki per menit sebelum turun menjadi -1.536 kaki per menit dalam tiga detik ini. 3. Cedera 

Seorang penumpang Inggris berusia 73 tahun tewas atau terluka dalam kecelakaan penerbangan Singapore Airlines. Kittipong Kittikachorn dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok mengatakan penumpang tersebut mungkin meninggal karena serangan jantung, kata Kittikachorn.  4. Orang yang terluka 

Singapore Airlines mengatakan beberapa penumpang dan awak pesawat terluka dan saat ini dirawat di rumah sakit di Bangkok. 5. Lapangan Boeing 

Boeing menyatakan telah bertemu dengan Singapore Airlines dan siap memberikan dukungan.

Penerbangan SQ321 adalah Boeing 777-300ER dalam perjalanan dari London ke Singapura ketika melakukan pendaratan darurat di Bangkok.

“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, dan duka kami tertuju pada penumpang dan awak,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan. 6. Audit Singapura 

Biro Investigasi Keselamatan Transportasi (TSIB) Singapura, sebuah badan di bawah Kementerian Transportasi Singapura, telah membuka penyelidikan atas apa yang terjadi pada SQ321. Pihaknya sudah menghubungi rekan-rekannya di Thailand dan akan mengirimkan penyidik ​​ke Bangkok.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari pria yang tewas dalam insiden tersebut.

Dia mengatakan mereka semua sedih dan terkejut atas apa yang terjadi.

“Kami bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand dan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung penumpang dan awak,” tulis Wong di Facebook.

7. Perselisihan 

Badai hebat seperti yang dialami SQ321 “sangat jarang terjadi”, kata para analis, seraya menambahkan bahwa badai biasanya tidak mengakibatkan banyak kematian atau cedera.

Analis penerbangan independen Alvin Lie mengatakan tingkat turbulensi pada penerbangan Singapore Airlines akan “parah”, klasifikasi tertinggi menurut Layanan Cuaca National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS.

Menurut tim, turbulensi parah menyebabkan pesawat terguling dengan keras dan hampir lepas kendali. Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan. 8. Ketakutan di Kabin Penumpang 

Bagian dalam pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 rusak setelah kecelakaan parah. Masker oksigen terlihat tergantung di langit-langit, dengan makanan dan penumpang berserakan di lantai. 9. Surat keterangan penumpang 

Penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman ketika pesawat mengalami turbulensi parah akan dimasukkan ke dalam kompartemen bagasi, kata seorang pelajar Malaysia yang ikut dalam penerbangan tersebut.

Penumpang lain mengatakan kartu kursi dicabut beberapa menit sebelum pesawat jatuh, dan beberapa orang mengalami luka di kepala dan telinga berdarah akibat kekacauan di penerbangan Singapore Airlines. 

“Dan tiba-tiba pesawat mulai naik dan terjadi getaran sehingga saya mulai bersiap menghadapi apa yang terjadi, dan tiba-tiba terjadi jatuh yang sangat besar sehingga semua orang yang duduk dan tidak memakai tempat duduk langsung terlempar ke atap,” Dzafran Azmir, seorang pelajar berusia 28 tahun yang berada di dalam pesawat tersebut, mengatakan kepada Reuters. 10. Penumpang SQ321

Singapore Airlines telah memberikan rincian kewarganegaraan penumpang SQ321:

6 dari Australia, 2 dari Kanada, 1 dari Jerman, 3 dari India, 2 dari Indonesia, 1 dari Islandia, 4 dari Irlandia, 1 dari Israel, 16 dari Malaysia, 2 dari Myanmar, 23 dari Selandia Baru, 5 dari Filipina , 41 orang dari Singapura, 1 orang dari Korea Selatan, 2 orang dari Spanyol, 47 orang dari Inggris, dan 4 orang dari Amerika Serikat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel